Abdullah bin Hudzaifah RA adalah salah satu dari sahabat nabi Muhammad SAW. Suatu waktu beliau ikut serta dalam sebuah peperangan melawan bangsa Romawi dan tertangkap serta dipenjarakan.
Raja Romawi kemudian memeriksa dan menanyakan kepada prajuritnya apakah ada salah satu sahabat nabi diantara tawanan perangnya? Para prajurit Romawi memberitahu raja tersebut bahwa hanya ada satu orang diantara para tawanan perang yang merupakan sahabat dekat nabi muhammad SAW, dan itu adalah Abdullah bin Hudzaifah RA.
Raja itu menginginkan agar Abdullah Bin Hudzaifah RA keluar dari agama Islam, sehingga dia bisa dengan bangga mengatakan kepada semua orang bahwa seorang sahabat dekat nabi Muhammad SAW pun tidak teguh memegang imannya. Raja itu menawari beliau separuh dari kekuasaannya, dan dia juga bersedia menikahkan putrinya dengan beliau asalkan beliau mau meninggalkan agama Islam. Tapi beliau dengan tegas menolak semua tawaran yang diajukan oleh Raja Romawi.
Ketika Raja menyadari bahwa dia telah gagal membuat Abdullah bin Hudzaifah RA meninggalkan agamanya, selanjutnya Raja itu memerintahkan prajuritnya untuk membawa sebuah wajan besar yang diisi oleh minyak goreng yang dipanaskan hingga mendidih. Kemudian raja itu memerintahkan prajuritnya untuk melemparkan salah satu tawanan perangnya ke dalam wajan itu. Dalam sekejap tawanan itupun melepuh dan mati. Selanjutnya Raja bertanya lagi kepada Abdullah Bin Hudzaifah apakah beliau mau meninggalkan Islam atau akan bernasib sama dengan tawanan tersebut.
Abdullah bin Hudzaifah RA mengatakan bahwa bagaimanapun nasib yang akan dialaminya, beliau tidak akan pernah meninggalkan agama Islam. Raja pun memerintahkan seorang prajurit untuk melemparkan beliau ke dalam wajan itu. Ketika prajurit itu hendak melemparkan beliau ke dalam wajan, Raja melihat air mata mengalir di wajah beliau. Raja mengira bahwa beliau berubah pikiran, sehingga ia cepat-cepat menahan prajuritnya agar tidak jadi melemparkan beliau.
Dengan perasaan yang sangat senang raja itu kembali bertanya "Bagaimana? apakah kamu mau meninggalkan agama Islam?"
Beliau menjawab "Aku menangis bukan karena takut mati, tapi aku menangis sedih karena hanya mempunyai satu nyawa. Andai saja aku punya 100 nyawa, akan kukorbankan semuanya demi Allah"
Raja itu sangat terkesan mendengar jawaban Abdullah Bin Hudzaifah RA. Keteguhan iman beliau sangat mengesankan hati raja. Raja pun mengatakan bahwa dia akan melepaskan beliau dan tawanan muslim lainnya asalkan beliau mau mencium keningnya. Lalu Abdullah bin Hudzaifah RA berfikir sejenak dan menyimpulkan dalam hatinya bahwa hal itu bukan perbuatan syirik, serta bisa menyelamatkan nyawa banyak orang, sehingga beliau memutuskan untuk memenuhi persyaratan raja. Setelah Abdullah Bin Hudzaifah RA mencium keningnya, raja pun memenuhi janjinya, yakni membebaskan beliau dan tawanan muslim lainnya.
Mereka akhirnya kembali ke madinah. Beliau menceritakan semua kejadian yang dialaminya kepada Khalifah Umar bin Khatab RA. Khalifah Umar RA selanjutnya berkata "Wajib bagi setiap muslim untuk mencium kening orang ini (Abdullah Bin Hudzaifah RA), dan aku akan menjadi orang pertama yang melakukannya".