Alkisah, Seorang pengusaha kaya mempunyai seorang anak lelaki yang sangat malas. dia sangat membenci pekerjaan. Dia hanya ingin bersantai dan bermain setiap hari.
Sementara pengusaha kaya itu tidak ingin anaknya menjadi malas. dia ingin anaknya menjadi seorang pekerja keras, bertanggung jawab dan menyadari pentingnya sebuah usaha.
Suatu hari pengusaha kaya itu memanggil anaknya dan berkata "hari ini kamu harus pergi mencari sesuatu, jika tidak, maka kamu tidak akan mendapatkan makanan malam ini"
Selain malas, anak itu ternyata berpikiran licik juga. Dia tetap tidak mau bekerja mencari sesuatu, tapi dia takut dengan ancaman ayahnya, sehingga dia memanfaatkan ibunya. Dia menangis meminta bantuan ibunya. Hati seorang ibu pun luluh, tak tega melihat anaknya menangis. Sang ibu pun kemudian memberinya uang sebanyak dua puluh ribu rupiah.
Malam harinya pengusaha itu segera menanyakan kepada anaknya hasil yang diperolehnya siang tadi. Anak itupun langsung menunjukkan uang dua puluh ribu pemberian ibunya. Lalu pengusaha itu menyuruh anaknya menjatuhkan uang itu ke dalam sumur. Dan anak itupun langsung menuruti perintah ayahnya.
Melihat itu ayahnya berfikir bahwa uang itu bukan hasil kerja kerasnya, dia pun segera mengetahui bahwa uang tersebut adalah hasil pemberian ibunya.
Maka keesokan harinya ia menyuruh istrinya untuk pergi ke rumah orang tuanya dan menyuruh anaknya untuk kembali mendapatkan sesuatu dari hasil kerja kerasnya. Dia mengancam tidak akan memberi makan malam bila anaknya gagal mendapatkan uang hasil kerja kerasnya sendiri.
Karena ibunya tidak ada di rumah, anak tersebut meminta belas kasihan dari kakak perempuannya, sehingga kakaknya itu memberinya uang sepuluh ribu rupiah.
Ketika ayahnya pulang dan menanyakan hasil kerja kerasnya, anak itu segera menunjukkan uang sepuluh ribu rupiah pemberian kakaknya. Dan seperti sebelumnya, ayahnya kembali menyuruh membuangnya ke dalam sumur dan anak itupun menuruti perintah ayahnya, sehingga pengusaha itu segera berfikir bahwa kakaknya yang memberinya uang.
Keesokan harinya, pengusaha itu menyuruh anak perempuannya untuk pergi ke rumah neneknya. dan kembali menyuruh anaknya yang malas tadi untuk mendapatkan uang dari kerja kerasnya sendiri. Kali ini dia tidak mempunyai siapa-siapa untuk dimintai pertolongan, sehingga terpaksa ia pergi ke pasar untuk benar-benar mencari pekerjaan.
Seorang penjaga toko memberinya pekerjaan, dia disuruh untuk memanggul barang-barang dagangannya yang banyak. Anak itupun terpaksa melaksanakan pekerjaan itu karena ingat ancaman ayahnya.
Setelah selesai, anak itu merasakan kakinya gemetar, lehernya sakit, dan punggungnya pegal-pegal karena tidak biasa bekerja. Dia mendapatkan uang dua puluh ribu dari pekerjaan itu.
Sesampainya di rumah, ayahnya kembali menyuruh membuang uang itu ke dalam sumur, tapi kali ini anak itu berteriak sambil terisak "Ayah, seluruh tubuhku sakit dan bengkak untuk mendapatkan uang ini, tapi ayah menyuruh membuangnya ke dalam sumur"
Mendengar itu, pengusaha kaya itupun tersenyum sambil mengatakan bahwa seseorang akan merasakan sakit dan sedih bila hasil kerja kerasnya menjadi sia-sia. Anak itupun kemudian menyadari nilai dari sebuah kerja keras. Dia berjanji tidak akan malas lagi.
Pengusaha kaya itupun kemudian menyerahkan kunci tokonya kepada anak itu dan berjanji akan membimbingnya menjalankan usaha setiap hari.