Alkisah, ada seorang pedagang mengalami nasib sial karena telah terjebak dalam permasalahan hutang yang sangat besar kepada seorang renternir dan dia tidak mampu untuk melunasi hutang tersebut.
Pedagang itu mempunyai seorang anak gadis yang sangat cantik, dan renternir itu menyukainya, sehingga dia memberikan sebuah tawaran. Renternir itu mengatakan akan menganggap lunas hutangnya bila pedagang itu menikahkan dia dengan putrinya. Tapi pedagaang dan putrinya tidak setuju dengan tawaran itu, sehingga renternir itupun memberikan tawaran yang lain.
Renternir tua dan jelek itu kemudian memberikan semacam undian. Dia mengatakan bahwa dia akan memasukan dua buah kerikil berwarna hitam dan putih ke dalam sebuah kantung kosong, lalu memberikan tiga pilihan, yaitu :
- Bila gadis itu mengambil kerikil yang berwarna hitam, maka gadis itu harus menikah dengannya dan hutang ayahnya dianggap lunas.
- Bila gadis itu mengambil kerikil warna putih, maka dia akan beruntung karena hutang ayahnya akan dianggap lunas dan dia tidak perlu menikah dengannya.
- Bila gadis itu menolak mengambil kerikil dari kantung, maka ayahnya akan dilemparkan ke dalam penjara.
Gadis itu kemudian memasukkan tangannya ke dalam kantung dan mengambil salah satu dari dua kerikil itu, menggenggamnya lalu menjatuhkannya ke tanah sama sekali tanpa melihatnya. Kerikil itu pun hilang bercampur baur dengan kerikil lainnya yang berserakan di tanah.
"Oh, betapa cerobohnya aku" katanya. "Tapi sudahlah, bila anda melihat satu kerikil yang tersisa di dalam kantung, tentu anda dapat mengetahui kerikil warna apa yang aku pilih" lanjut gadis itu.
Karena kerikil yang tersisa berwarna hitam, maka bisa diasumsikan bahwa gadis itu telah mengambil kerikil yang berwarna putih. Dan renternir itu pun tidak berani mengakui kecurangannya yang telah memasukkan dua buah kerikil hitam ke dalam kantung, sehingga gadis itu selamat dari niat jahat si renternir.