Ketaatan akan mendatangkan kebaikan. Kebaikan akan mendatangkan Surga. Sebaliknya, kemaksiatan akan mendatangkan bencana. Bencana akan menyengsarakan diri.
Firman Allah SWT : "Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri" (QS al-Isra, 17 : 7).
Firman Allah SWT : "Barangsiapa ingin beriman hendaklah ia beriman, dan barangsiapa ingin kafir biarlah ia kafir. Sungguh, Kami telah menyediakan bagi orang-orang zhalim itu neraka yang gejolaknya mengepungnya" (QS Al-Kahf, 18 : 29).
Jelas sekali bahwa taat dan maksiat melahirkan akibat. Dampak buruk perbuatan dosa dan maksiat menurut islam antara lain sebagai berikut :
- Rasa cemas dan gelisah yang selalu menghantui bathin. Mengapa? Karena secara fitrah perbuatan maksiat atau dosa bertentangan dengan nurani, hati kecil. Pelaku selalu dikejar oleh rasa bersalah dan ketakutan.
- Sulit menerima atau memahami suatu ilmu dan cahaya iman karena hati pelaku maksiat sudah tertutupi. Akal sehat pun coati. Seorang bijak berkata : "Aku melihat Allah telah meletakkan cahaya dalam hatimu. Janganlah kau padamkan cahaya itu dengan perbuatan maksiat".
- Hati menjadi kotor, gelap, berdebu, bahkan berkarat. Menurut Rasulullah SAW, perbuatan dosa itu ibarat setetes tinta hitam yang jatuh ke dalam segelas air bening. Perbuatan maksiat akan semakin mengotori hati. Sebaliknya, perbuatan baik akan mencerahkan hati, menguatkan badan, dan memperindah cinta.
- Maksiat menumbuhkan kerusakan masyarakat. Perbuatan maksiat yang tidak segera dicegah akan berubah menjadi kebiasaan buruk. Pelaku keburukan itu akan semakin merasa haus untuk melakukan keburukan yang baru karena setan sudah menjadikan indah keburukan itu di matanya.
- Menghalangi rezeki dan mempersulit urusan. Rasulullah SAW bersabda : "Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya" (HR Ahmad).
Orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar (QS Al-Lail, 92 : 8-10).